Penulisan Kata | Makalah

Penulisan Kata | Makalah

recudo.com - Hai guys, gimana kabar kalian? Jumpa lagi dengan blog saya. Disini admin akan memberikan materi tentang Makalah: Penulisan Kata Mata pelajaran B.Indonesia. Dan semoga artikel ini dapat membantu kalian semua untuk menyelesaikan makalah tentang B. Indonesia yang berjudul Penulisan Kata. 

Makalah
KATA PENGANTAR

         Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.     Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa indonesia terkhusus pada pelafalan,kata,partikel,dan angka bilangan.        Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan bahasa indonesia yang benar.



BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar belakang

          Ejaan bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti perkembangan kosa katanya. Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan gabungan huruf konsonan. Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni: pemenggalan kata pada kata dasar dan penulisan kata. Dalam pedoman umun ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, telah melakukan berkali-kali penyempurnaan dalam ejaan.       Antara lain yang dibahas dalam ejaan yang disempurnaan itu adalah penulisan kata, yang dimana penulisan kata itu memiliki porsi yang berpengaruh dalam penulisan, penulisan kata yang benar akan membuat kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan enak dibaca.      Dalam penulisan kata membahas berbagai bentuk kata, seprti kata dasar, turunan, ulang, kata ganti, kata depan, gabungan kata, singkatan, dan angka dan lambang bilangan.Pada makalah ini kami akan membahas secara lebih rinci, aspek-aspek yang ada dalam penulisan kata, sesuai dengan pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.

2.  Rumusan masalah
  • Bagaimana yang termasuk dalam penulisan kata yang benar?
  • Bagaimana cara pemenggalan kata yang benar?
3. Tujuan
  • Untuk memahami penulisan kata.
  • Untuk memahami jenis-jenis penulisan kata. 
  • Untuk memahami pemisahan suku kata. 
  • Untuk mengetahui pemisahan suku kata.

BAB II

PEMBAHASAN


A. Penulisan kata



1. Kata dasar

         Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:  Ibu percaya bahwa engkau tahu.Kantor pajak penuh sesak.Buku itu sangat tebal.

2. Kata turunan
  • Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan serangkaian kata dasarnya.
Misalnya: bergeletar, dikelola, menengok, mempermainkan

  • Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: luaskan
  • Jika kata dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburkan

  • Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram


3. Bentuk ulang

          Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, gerak-gerik

4. Gabungan kata

        Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam
       Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar         Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, matahari, manasuka

5. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya

        Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.Bukuku, bukumu, dan bukunya, tersimpan di perpustakaan. 
6. Kata depan di, ke, dan dari

      Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: bermalam sajalah di sini.Ke mana saja ia selama ini?Ia datang dari surabaya kemarin
7. Kata si dan sang

           Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: sangkancil sangat marah kepada monyet itu.surat itu dikirim oleh si pengirimnya.
8. Partikel

       Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
       Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: …per 1 April.

9. Singkatan dan akronim

          Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
  • Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau   pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: A.S. Kramawijaya
  • Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misanya: DPR
  • Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll.
  • Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu, TNT, Rp
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
  • Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI, LAN, IKIP
  • Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital Misalnya: Akabri, Bappenas
  • Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu, radar, rapim
10. Angka dan lambang bilangan                                                                                Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab: 0, 1, 2 Angka Romawi: I, II          Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter, 100 yen        Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15          Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
  • Bilangan utuh. Misalnya: dua puluh dua, dua ratus dua puluh dua
  • Bilangan pecahan. Misalnya: seperenam belas, tiga dua pertiga

      Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya: Paku Buwono X, Bab II, Tingkat V, Abad ke-20       Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: tahun ’50-an, uang 5000-an        Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilagan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.      Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, sesunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.      Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinaman 250 juta rupiah.     Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami memunyai dua puluh orang pegawai.

        Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya: Saya lampirkan tanda uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

11. Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
  • Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar                          Salah

dikelola                       di kelola
ketujuh                        ke tujuh

  • Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.

Benar                          Salah
Sapra-krada                 sapta krida
Sub-seksi                     sub seksi
Non-kolaborasi            nonkolaborasi

  • Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.

Benar                          Salah
Bertolak-belakang       bertolakbelakang
Tanda-tangani             tandatangani
Mendarah-daging        mendarahdaging

  • Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Benar                                      Salah
Melatar-belakangi                   melatar belakangi
Menghancur-leburkan             menghancur leburkan
Penyebar-luasan                      penyebar luasan
Dibumi-hanguskan                  dibumi hanguskan

  • Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Benar                          Salah
non-Indonesia             nonIndonesia
non-Afrikanisme         nonAfrikanisme

  • Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar                          Salah
anak-anak                    anak anak
undang-undang           undang undang
terus-menerus              terus menerus


  • Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar                          Salah
di rumah                      dirumah
ke mana                       kemana

  • Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Benar                          Salah
si pengirim                  sipengirim
si penerima                  sipenerima
si pemalu                     sipemalu
si pencuri                     sipencuri

  • Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Benar                          Salah
satu per satu turun      satu persatu turun
dua pertiga                  dua per tiga



  • Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
  • Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar                          Salah
DPR                            D.P.R
PT                                P.T.
SMP                            S.M.

PSD                             P.S.D.

  • Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Benar                          Salah

sda.                              s.d.a.
ttd.                               t.t.d.
yad.                             y.a.d.
  • Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar                          Salah
cm                               cm.
Rp                               Rp.
km                               km.
  • Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Benar                          Salah
Golkar                         GOLKAR
Kowani                       KOWANI
Bappenas                     BAPPENAS

B. Pemisahkan suku kata


            Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan. Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip otografis.

  • Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh:

kabar > ka-barsopan > so-panmakan > ma-kantikam > ti-kam

  • Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:

buah > bu-ahideal > i-de-alkuota > ku-o-tataat > ta-at

  • Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Contoh:
aula > au-lasantai > san-taisurvei > sur-veiamboi > am-boi
  • Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Contoh:
arsip > ar-sipkapten > kap-tenkurban > kur-ban
  • Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal (digraf) dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu. Contoh:
akhlak > akh-lakbangku > bang-kusunyi > su-nyimasyarakat > ma-sya-ra-kat
  • Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Contoh:
instrumen > in-stru-menimplikasi > im-pli-ka-sikontraktor > kon-trak-tor
  • Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagai berikut:
Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh. Contoh:transmigrasi > trans-mig-ra-sitransaksi > trans-ak-sitransfusi > trans-fu-sitransplantasi > trans-plan-ta-si
Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar. Contoh:
transit > tran-sittransparansi > tran-spa-ran-sitranskripsi > tran-skrip-si
  • Pemenggalan kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini :
Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan, dengan kata yang mengandung unsur in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya. Contoh:
ekstra > eks-traeksternal > eks-ter-naleksplisit > eks-pli-sitekspor > eks-por
Bentuk lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai kata utuh. Contoh:
ekses > ek-seseksodus > ek-so-duseksistensi > ek-sis-ten-sieksperimen > ek-spe-ri-men
  • Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya. Contoh :
Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fiBiografi > bio-grafi > bi-o-gra-fiKilogram > kilo-gram > ki-lo-gramPascapanen > pasca-panen >pas-ca-pa-nenIntrospeksi > intro-speksi > in-tro-spek-si
Kecuali :
endoskopis > en-dos-ko-pistelegrafis > te-le-gra-fisatmosferis > at-mo-sfe-ris
  • Pemenggalan unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut :
Yang didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal. Contoh :
egoisme > e-go-is-meheroisme > he-ro-is-mesukuisme > su-ku-is-meHinduisme > hin-du-is-me
Yang didahului konsonan, dipenggal sebelum huruf konsonan, Contoh:
absolutisme > ab-so-lu-tis-mehumanisme > hu-ma-nis-mepatriotisme > pa-tri-o-tis-mesadisme > sa-dis-me

BAB III

PENUTUP



A. Kesimpulan


             Ejaan bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z. Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti perkembangan kosa katanya. Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan gabungan huruf konsonan. Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni: pemenggalan kata pada kata dasar,  penulisan huruf seperti penggunaan huruf kapital atau huruf besar, huruf tebal dan  penggunaan huruf miring. Penggunaan kata dalam penulisanya pun perlu diperhatikan. seperti kata dasar, kata turunan,kata depan dan bentuk partikel. Untuk menulis sebuah karya tulis harus memperhatikan aturan-aturan penulisan  bahasa Indonesia yang sesuai. khususnya bagi mahasiswa yang sedang menulis tugas makalah, laporan praktik kerja lapangan, menyusun proposal, dan skripsi.



B. Saran

            Aturan dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar dibuat adalah untuk  pandulan para orang yang sedang menulis sebuah karya atau karangan, oleh karena itu dalam menulis harus disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Sebagai warga negara Indonesia tidak ada salahnya kita menerapkan makalah ini dalam pemakaian huruf dan  penulisan kata, misalnya dalam menulis surat, membuat karya tulis, membuat laporan, dan lain sebagainya.




Terima kasih buat kalia yang sudah mengunjungi artikel ini, semoga dapat bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari tugas B.Indonesia tentang Penulisan Kata dan tetap nantikan artikel menarik dari recudo ini.


EmoticonEmoticon